AuthorBambang Sutrisno

Home»Articles Posted by Bambang Sutrisno (Page 5)

Penerima Beasiswa MAB meraih Juara 2 dalam Hang Tuah Model Boat Series 2017

Naufal juara 2 hang tuah model boat series 2017

Salah satu penerima Beasiswa Pondokan MAB, Naufal M. Rafif, mahasiswa Teknik Perkapalan angkatan 2016 bersama timnya berhasil meraih Juara ke-2 dalam ajang Hang Tuah Model Boat Series 2 yang diadakan oleh Universitas Hang Tuah, Surabaya di Surabaya pada 12-13 Mei 2017 lalu. Naufal bersama timnya yang tergabung dalam tim DartLight tersebut berhasil unggul di kategori Endurance Race.

Hang Tuah Model Boat Series sendiri merupakan event tahunan berupa kompetisi teknik perkapalan yang diselenggarakan oleh Universitas Hang Tuah Surabaya dan diikuti oleh pelajar SMA/SMK dan mahasiswa se-Indonesia. Untuk tingkat pelajar SMA/SMK, kategori yang dilombakan yaitu Ship Design, sedangkan untuk tingkat mahasiswa kategori yang dilombakan terdiri dari Endurance Race dan Warship Race.

Selamat untuk Naufal dan tim. Semoga prestasi ini bisa menginspirasi para penerima beasiswa MAB lainnya untuk juga menorehkan prestasi sesuai bidangnya masing-masing.

Pondokan MAB : Tempat Saya Belajar Kehidupan

Sholat Berjamaah di Pondokan MAB

Pondokan Mata Air Biru (MAB) bukan sekedar tempat untuk beristirahat, namun tempat untuk saya belajar tentang kehidupan; mulai dari hal-hal kecil seperti bagaimana bertanggung jawab ketika meminjam barang-barang teman, hingga belajar bagaimana mengatur kehidupan serta keuangan dengan baik terutama dalam kehidupan semasa kuliah ini.

Ada banyak program di Pondokan Mata Air Biru yang mengubah kehidupan dan keseharian saya. Program sholat subuh berjamaah adalah salah satu program yang sangat berpengaruh dalam keseharian saya. Sebelum saya tinggal di Pondokan MAB, saya sempat selama beberapa bulan Kos di sekitar Jalan Juragan Sinda 2, Kukusan. Keseharian saya saat itu sangatlah berantakan. Berbeda sekali dengan keseharian saya saat saya masih di rumah.

Saat kos tersebut, hampir setiap hari shalat subuh saya terlambat, walaupun sudah menyiapkan alarm pukul 04.15 WIB. Padahal ketika saya masih di rumah beberapa bulan lalu, ketika masih SMA dan tinggal bersama orang tua di Tegal, hampir setiap hari saya shalat subuh berjamaah di masjid. Kebiasaan yang sudah saya bangun sejak masih SMP. Entah Mengapa beberapa bulan pisah jauh dengan kedua orang tua dan keluarga saya, kebiasaan dan keseharian saya berubah drastis begitu saja. Jika kedua orang tua saya mengetahui hal tersebut, pasti mereka sangatlah kecewa.

Namun, saya masih bersyukur alhamdulillah karena setelah beberapa bulan kos, saya diberi kesempatan untuk bergabung dengan Pondokan MAB. Perlahan, kebiasaan shalat subuh berjamaah saya mulai terlaksana kembali, walaupun terkadang terburu-buru mengejar jama’ah untuk shalat subuh, namun setidaknya sebagian besar dari shalat subuh saya sekarang ini adalah berjamaah di masjid bersama dengan teman-teman dari Pondokan MAB. Saya sangat berterimakasih dengan Pondokan MAB yang telah mengingatkan kembali kepada saya akan pentingnya shalat subuh berjamaah di masjid.

Selain program shalat subuh berjamaah, ada program kajian pagi, dimana setelah shalat subuh berjamaah, kami berkumpul di ruang tamu untuk tilawah bersama dan dilanjutkan dengan pembacaan hadits serta forum pagi. Program kajian pagi inilah yang kemudian mengingatkan saya kembali akan pentingnya tilawah. Sebelum saya bergabung dengan Pondokan MAB, saya merasa kehilangan kebiasaan untuk tilawah Al-Quran setiap harinya, padahal ketika saya masih SMA bahkan sejak saya SMP, hampir setiap hari saya tilawah Al-Quran minmal satu juz. Namun saat mulai kos, kebiasaan itu perlahan menghilang. Namun, sejak saya bergabung dengan Pondokan MAB, alhamdulillah hampir setiap hari saya tilawah Al-Quran kembali, bahkan saat ini saya telah mengikuti program One Day One Juz.

Bergabung dengan Pondokan MAB juga memberikan saya pemahaman pentingnya merencanakan target dan tujuan yang ingin kita capai selama kuliah. Misalnya dengan membuat target setiap semester. Mungkin target semester ini terkesan tidak penting, namun sebenarnya target semester ini sangatlah berpengaruh terhadap apa yang seharusnya saya lakukan selama masa perkuliahan satu semester. Jika saya tidak memiliki target semester, saya sangat yakin kegiatan-kegiatan saya di kampus sangatlah tidak terarah dan bahkan sia-sia. Adanya target semester ini membuat saya menjadi mengerti apa yang seharusnya saya lakukan dan apa yang seharusnya saya tinggalkan.

Selain hal-hal diatas, hal-hal lain yang saya dapatkan semenjak bergabung dengan Pondokan MAB yaitu tentang inspirasi untuk mendapatkan beasiswa S2 di luar negeri. Mungkin hal ini terkesan tidak mungkin bagi beberapa orang, namun mendapatkan beasiswa S2 di luar negeri adalah salah satu target saya setelah lulus S1 nantinya, bukan untuk gengsi, bukan untuk pamer, bukan untuk menyombongkan diri, tetapi untuk mempelajari hal-hal baik yang tidak ada di Indonesia dan membawanya ke Tanah Air untuk membantu membangun bangsa ini. Mungkin terkesan konyol dan tidak mungkin, tetapi inilah impian saya yang akan saya buktikan nantinya.

Berbicara kuliah di luar negeri, saya teringat beberapa hal yang seringkali menjadi syarat untuk melanjutkan kuliah di luar negeri dengan beasiswa. TOEFL dengan score minimal 550 adalah syarat mutlak untuk dapat melanjutkan kuliah di luar negeri dengan beasiswa. Syarat ini adalah salah satu syarat yang harus mulai saya kejar mulai sekarang ini. Pondokan Mata Air Biru memiliki program TOEFL simulation dimana saya bisa melakukan tes simulasi dan mengetahui perkembangan kemampuan saya. Dari sinilah saya berusaha untuk mengejar score TOEFL saya agar dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan.

Saya sangat beruntung dapat bergabung dengan Pondokan MAB. Banyak hal telah saya pelajari disini dan masih banyak hal lain yang dapat saya pelajari selama saya tinggal di Pondokan MAB ini. Terimakasih kepada Yayasan Mata Air Biru yang telah mengizinkan saya untuk bergabung disini dan membantu saya untuk mengembangkan kepribadian saya serta membantu saya untuk menjaga mimpi-mimpi saya.

—-

Penulis :

Naufal Penerima Beasiswa Pondokan MAB

Naufal M. Rafif adalah salah satu penerima beasiswa Pondokan MAB yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Naufal saat ini merupakan mahasiswa Teknik Perkapalan UI angkatan 2016.

Mozaik Kehidupan di Asrama MAB

Kehidupan di asrama beasiswa mab

Kehidupan berasrama memang mengandung banyak cerita. Mulai dari cerita lucu, asik, menegangkan, hingga yang sedih.

Semua cerita itu menambah warna pada keseharian seorang anak asrama, bagai kepingan warna-warni yang menjadikan jendela mozaik terlihat indah dan megah disandingkan dengan kesunyian gedung-gedung tua eropa.

Sebagai anak perantauan yang tinggal serumah dengan anak perantauan lainnya, aku banyak terpapar kejadian-kejadian yang sukses menghiasi hari-hari kuliah yang lumayan membosankan. Bagaimana tidak membosankan, perjalanan kuliah dari rumah melalui jalan yang selalu sama setiap harinya, begitu juga jalan pulang. Datar. Bosan. Namun, keberadaan anak-anak perantauan lainnya di rumah menjadikan kebosanan itu sedikit terobati.

Dalam satu rumah, kami ada delapan orang plus satu orang pembina. Sembilan kepala dalam satu rumah artinya ada sembilan kepentingan dengan tujuan berbeda dalam satu atap. Ramai. Rentan akan terjadinya konflik. Namun seperti kata orang bijak, “Tanpa konflik, hidup tidak akan terasa hidup”. Konfliklah yang menjadi bumbu dalam kehidupan. Ibarat garam, masakan tanpa keberadaannya akan terasa hambar. Konflik dibutuhkan dalam hidup seperti garam dibutuhkan dalam makanan. Namun tujuan kita bukanlah mencari atau membuat-buat konflik. Yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan konflik untuk menjadi yang lebih baik di masa mendatang.

Jika anak kos pada umumnya tinggal sendiri dalam satu kamar, dalam satu rumah kami tidur berempat dalam satu kamar. Empat orang dalam satu kamar menjadikan diferensial perbedaan-perbedaan yang sangat banyak. Mulai dari empat waktu tidur yang berbeda, empat kebiasaan tidur yang berbeda, empat tingkat kesulitan bangun tidur yang berbeda, serta yang paling pasti adalah empat dering alarm yang berbeda-beda kebisingannya. Hahaha. Yap, pada jam-jam tertentu di pagi buta, biasanya akan ada saja dering alarm yang menghiasi tidur kami diatas jam tiga pagi. Alasannya beragam, mulai dari yang ingin bangun untuk tahajjud, bangun untuk belajar, sampai yang hanya menjadi dering penghias mimpi karena tidak cukup ampuh untuk membangunkan orang tersebut.

            Saat waktu Sholat Subuh tiba, salah satu dari kami yang paling rajin di rumah pasti akan terbangun dan mulai membangunkan yang lainnya. Membangunkan seluruh anggota rumah menjadi pekerjaan rumah yang cukup memakan tenaga. Karena tidak semua tidur dengan durasi yang sama. Ada yang sudah bangkit dari tidurnya, duduk di kasur sembari menunggu iqomah berkumandang, namun karena ada sesuatu yang menyebabkan otot-otot penyangga yang berada di punggungnya melemas hingga akhirnya dia jatuh dan kembali terlelap.

Setelah subuh, biasanya kita lanjutkan dengan membaca Al-Quran serta Hadist sebagai sarana recharge iman, kemudian dilanjutkan dengan sesi forum. Sesi forum isinya beragam, mulai dari pengumuman barang hilang, pengumuman kegiatan, permasalahan seputar pelaksaan piket yang tidak berjalan dengan semestinya, sampai ‘lelang’ piring kotor. Jika ada piring kotor yang tidak dicuci pada tempat cuci piring, maka piring tersebut akan dilelang sampai diakhiri dengan ada yang mengakui, atau lebih seringnya sampai si petugas piket yang urusan mencuci mau mengambil alih piring tersebut. Begitulah, forumnya fleksibel, tidak seperti forum rapat anggota BPUPKI ketika merumuskan Pancasila atau forum-forum menegangkan serta membosankan lainnya.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kami semua adalah anak-anak perantauan. Ada dua orang yang dari Sulawesi, satu orang dari Kalimantan, empat orang dari Jawa, serta dua orang dari Sumatera. Beragam, beragam bahasa daerah, beragam budaya daerah, beragam logat yang menghiasi percakapan sehari-hari di rumah. Bahasa daerah sering tercampur dengan bahasa sehari-hari, sehingga cukup sering “itu artinya apa sih?”, “maksudnya apa sih?”, dan “jangan pakai bahasa daerah dong!” terucap ketika di rumah. Cukup bisa membuat terhibur ketika salah seorang dari kami kesulitan menjelaskan salah satu istilah dalam bahasa daerahnya ke dalam bahasa Indonesia.

Kehidupan di asrama beasiswa mab

Dengan banyaknya orang dalam satu rumah, maka akan ada banyak hobi-hobi yang dimiliki setiap orang. Ada yang hobinya olahraga, baca, nonton, main, diam (ya, hobinya berdiam diri), tidur, belajar, sampai yang hobi masak. Bukan masak air atau mie instant, namun masakan khas rumahan yang biasanya dimasak oleh ibu-ibu kita. Sehingga si tukang masak tersebut mendapat julukan mamak karena lihainya dia ketika memasak dan berbelanja sayur.

Kehidupan asrama memang menawarkan banyak hal. Ada begitu banyak hal yang bisa menghilangkan rasa bosan, serta menjadi penawar rasa galau akibat belum terjawabnya kisah cinta. Semua perbedaan hobi, asal daerah, tugas piket, kepentingan, sampai perbedaan dering alarm menjadi indah dibalut dengan krim manis yang lezat ditambah kepingan biskuit susu yang nikmat, eh maksudnya akan menjadi indah jika dibalut dengan rasa toleransi serta pengertian yang tinggi antar sesama anggota rumah.

Disinilah aku tinggal, dimana perbedaan membuat kita dekat, dan perbedaanlah yang menyatukan kita. MAB.~

 —-

Huzaifi mahasiswa teknik perkapalan 2015Cerita ini ditulis oleh :

Muhammad Hanzallah Huzaifi, Mahasiswa Teknik Perkapalan 2015 yang merupakan penerima Beasiswa MAB asal Medan.

Orde Insani FTUI : Belajar Networking dari Erwin Sadirsan

Networking is not about hunting. It is about farming. It is about cultivating relationship. Dr. Ivan Misner

Kelas Orde Insani pada pertemuan ketiga yang berlangsung pada Sabtu, 18 Maret 2017 di Gd. Engineering Center FTUI R.203 membahas mengenai Networking. Sesi kali ini menghadirkan Bpk. Erwin Sadirsan yang merupakan Institusional Relation Lead di Medco Energy.

Networking menjadi salah satu aspek penting yang wajib dimiliki untuk mencapai keberhasilan dalam karir. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ketiga Orde Insani  ini para peserta Orde Insani FTUI diajarkan bagaimana pentingnya networking dalam kehidupan professional sehingga bisa mencapai keberhasilan dalam karir hidup kita.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang senang berinteraksi satu sama lain. Dimulai dari percakapan sederhana, terjalinlah networking yang lebih intens. Ada dua alasan mengapa networking terjalin. Pertama, Karena orang lain membutuhkan kita. Kedua, kita yang membutuhkan orang lain.

Membangun networking dalam karir professional kita sangat penting. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mulai membangun networking ketika bertemu dengan orang yang baru kita kenal.

Pertama, Positive Attitude. Sikap yang positif ini akan memberikan kesan yang baik di mata orang yang baru kita temui. Kedua, Be Sincere atau bersikap tulus. Ketiga, Know what you want to say. Kita harus tahu apa yang hendak kita bicarakan pada orang tersebut. Keempat, 80% listen, 20% talk. Biasanya orang lebih nyaman ketika bertemu orang yang mau mendengarkannya lebih banyak. Jangan mendominasi percakapan.

Kelima, Thank People. Ucapan terima kasih menjadi wujud apresiasi kita terhadap dirinya. Keenam, Offering help. Sebuah networking yang baik bisa kita mulai dengan terlebih dahulu menawarkan bantuan pada orang yang ingin kita jalin sebagai network kita.

Prinsip 3C dalam networking meliputi Connect, Converse dan Collaborative. Dalam sebuah pertemuan atau forum, kita secara tidak sengaja bertemu dengan orang baru yang mungkin adalah seorang expert di suatu bidang yang kita butuhkan. Itulah Connect. Selanjutnya, kita mencoba memulai percakapan dengan orang tersebut. Saling bertukar ide dan gagasan dalam waktu yang begitu singkat. Hingga akhirnya bertukar kartu nama untuk bisa saling terhubung satu sama lain di kemudian hari. Itulah Converse. Di suatu hari, mungkin orang yang kita temui di forum tersebut kita butuhkan dalam pengerjaan suatu project yang sedang kita kerjakan. Itulah Collaborative.

Pada dasarnya, kita telah menjalin networking setiap harinya. Namun, apakah networking yang kita jalin telah kita gunakan secara maksimal untuk keberhasilan kehidupan professional kita? Mulai sekarang, kita bisa mulai membuat daftar networking yang sudah kita punya dan yang belum kita punya, tetapi kita butuhkan di masa depan untuk keberhasilan karir professional kita. Selamat membangun networking!

Ditulis oleh Bambang Sutrisno

Orde Insani adalah sebuah program membangun “self growth engine” untuk mencapai mastery bagi mahasiwa tingkat akhir, dilanjutkan menjadi bagian komunitas yang mempersiapkan menjadi professional/entrepreneur unggul dan pemimpin Indonesia masa depan.

Program Orde Insani Batch 1 di UI dengan peserta 30 mahasiswa FTUI saat ini sedang berlangsung hingga beberapa bulan ke depan yang dilaksanakan atas kerjasama dari Orde Insani dan FTUI serta didukung oleh Yayasan MAB, SKHa Consulting, Kopeland, dan berbagai instusi pendukung lainnya. Info selengkapnya www.ordeinsani.or.id

Annual Report MAB Tahun 2016

Di Tahun 2017 ini, Yayasan MAB mengeluarkan Annual Report Perdananya untuk Laporan Tahun 2016. Semoga ke depan kami bisa terus berbenah menjadi lembaga yang profesional, mandiri dan transparan serta bisa memberikan kebermanfaatan lebih luas bagi pendidikan di Indonesia.

Annual Report MAB Tahun 2016 bisa diunduh di tautan berikut :
http://bit.ly/AnnualReportMAB2016

atau bisa dilihat langsung melalui issuu.com publisher di bawah ini.

Apabila ada pertanyaan bisa menghubungi kami secara langsung di beasiswa.mab@gmail.com

Delighted : Orde Insani FTUI

Sekitar tiga minggu lalu, saya mengikuti kegiatan yang bertemakan self development yang bernama Orde Insani. Awalnya, untuk mengikuti program ini, terdapat beberapa seleksi berkas yakni mengisi data diri dan essay mengenai ‘’Harapan untuk Masa Depan’’. Program ini sebelumnya sudah diadakan sebanyak dua kali. Namun, program ini baru pertama kali diinisiasi di lingkungan UI. Orde Insani diinisiasi oleh SKHA Consulting, salah satu professional firm yang fokus terhadap bidang finance dan construction, dan bekerjasama dengan Fakultas Teknik UI. Dengan tujuan awal penasaran akan kehidupan konsultan, karena yang menginisiasi merupakan lembaga konsultasi. Berdasarkan informasi yang saya dapat, terdapat sekitar 70 an pendaftaran mahasiswa Teknik UI dan hanya 30 orang yang terpilih mengikuti program ini.

Untuk pertemuan pertama, dilaksanakan selama dua hari di Wisma Hijau di sekitar daerah Cimanggis. Saya dan teman-teman menginap di tempat yang katanya menjadi tempat pelatihan untuk penerima Beasiswa LPDP. Saat pertama kali, harapan untuk mengenai kegiatan ini tidak terlalu besar, karena mungkin peserta yang mengikuti merupakan mahasiswa Teknik yang mayoritas sudah kenal satu sama lain.

Hari Pertama

Sampai di tempat kegiatan dan langsung dibuka oleh Pak Heri, inisiator dari Orde Insani sekaligus founder SKHA Consulting. Beliau memberikan penjelasan singkat mengenai diadakannya program Orde Insani dan ekspektasi ketika program ini selesai dilaksanakan. Dilanjutkan dengan membaca ‘’Ikrar Orde Insani’’ yang berisi komitmen peserta ketika mengikuti rangkaian kegiatan Orde Insani.

Sesi awal dimulai dengan ice breaking untuk memperkenalkan diri pribadi. Dilanjutkan dengan pemberian materi yang disampaikan oleh Pak Heri. Dalam sesi ini, beliau menjelaskan tentang tiga komponen penting yang haru diresapi, yakni aspiration, mastery, and growth in life. Secara singkat, aspirasi merupakan harapan kita selama hidup. Hal yang menjadi motivasi dan pencapaian yang ingin kita raih. Mastery memiliki makna bahwa kita harus memiliki spesialisasi dan ekpertisi dalam suatu bidang, sehingga ketika bidang tersebut tidak ada kita makan aka terasa kehilangan. Hal ini menjadi daya beli untuk pribadi kita. Growth berasal dari habit yang kita lakukan sehari-hari. Terdapat dua jenis habit berdasarkan penjelasan Pak Heri yakni habit secara sadar dan tanpa disadari yang kita lakukan karena kebiasaan.

Sesi selanjutnya yakni membahas tentang Long Term Growth Plan, sebuah kertas kerja yang berisi tentang aspirasi hidup serta langkah-langkah untuk mencapainya. Di sesi ini, saya merasa sadar akan pentingnya susunan rancangan hidup kita secara matang. Terkadang, kita kehilangan arah saat menjalankan kehidupan sehari-hari. Ini berfungsi sebagai pedoman dan pengingat tentang masa depan kita. Saya sendiri mengalami kesulitan untuk mengisi kertas kerjanya, karena kebingungan apa tujuan dan aspirasi utama saya ketika hidup. Setelah diberikan waktu kurang lebih satu jam, kami mengisi kertas kerja LTGP kami. Oh iya, awalnya kami sudah dibagi kedalam beberapa kelompok yang terdiri sekitar 4-6 orang dan ditemani Ka Yasmin sebagai mentor kelompok saya. Selanjutnya saya secara bergantian dengan teman kelompok saya memaparkan hasil LTGP mengenai aspirasi dan bagaimana saya meraihnya. Hal ini jarang dilakukan bagi saya, namun menantang ketika harus mempresentasikan cita-cita hidup saya kepada beberapa orang yang baru saya kenal.

Hari Kedua

Pukul 8 pagi kami harus siap di ruangan lagi untuk menjalani sesi seminar yang bertemakan tentang value based creation. Sesi ini disampakan oleh Pak Palgunadi T. Setyawan. Saya mendapatkan pencerahan banyak sekali pada sesi ini untuk memahami tentang makna value yang kebetulan sesuai dengan mata kuliah saya semester ini namun dalam suatu produk.

Awalnya, agak terasa aneh karena menurut saya menyimpang dari tema yang ingin disampaikan. Hal ini membuat saya memiliki spekulasi terhadap sosok Pak Palgunadi. Materi yang disampaikan sulit saya cerna karena saya tidak dapat memahaminya. Akhirnya Pak Heri memperkenalkan sosok Pak Gunaldi yang selama 1 jam 45 menit menyampaikan materi yang saya kurang paham apa poinnya terhadap value. Terlihat biografi beliau yang dari mahasiswa, seorang prajurit hingga menjadi komisioner di beberapa perusahaan multinasional di Indonesia. Pada sesi tanya jawab, salah satu teman saya menanyakan tentang ‘’bagaimana menciptakan suatu value di perusahaan?’’. Dan beliau menjawab bagaimana value itu didapat dari pemahaman tentang rukun islam, Pancasila hingga menciptakannya dalam perusahaan. Saya merasa tercerahkan dan lebih mengerti mengenai abstraksi value.

Terdapat dua hal yang saya dapatkan pada sesi ini. Pertama dengarkanlah apa yang orang bicarakan, jangan meremehkan dengan melihat siapa yang berbicara. Kedua, value itu terdapat di masing-masing pribadi orang. Untuk menciptakannya kita harus memahami secara filosofis dan mengamalkan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.

—–

Ditulis oleh Panji Wara Ramadhani, mahasiswa Teknik Industri Angkatan 2014, Penerima Beasiswa MAB asal Pontianak.

Orde Insani adalah sebuah program membangun “self growth engine” untuk mencapai mastery bagi mahasiwa tingkat akhir, dilanjutkan menjadi bagian komunitas yang mempersiapkan menjadi professional/entrepreneur unggul dan pemimpin Indonesia masa depan.

Program Orde Insani Batch 1 di UI dengan peserta 30 mahasiswa FTUI saat ini sedang berlangsung hingga beberapa bulan ke depan yang dilaksanakan atas kerjasama dari Orde Insani dan FTUI serta didukung oleh Yayasan MAB, SKHa Consulting, Kopeland, dan berbagai instusi pendukung lainnya. Info selengkapnya www.ordeinsani.or.id

Professional Life Talk Orde Insani

Orde Insani adalah sebuah program membangun “self growth engine” untuk mencapai mastery bagi mahasiwa tingkat akhir, dilanjutkan menjadi bagian komunitas yang mempersiapkan menjadi professional/entrepreneur unggul dan pemimpin Indonesia masa depan.

Program Orde Insani Batch 1 di UI dengan peserta 30 mahasiswa FTUI saat ini sedang berlangsung hingga beberapa bulan ke depan yang dilaksanakan atas kerjasama dari Orde Insani dan FTUI serta didukung oleh Yayasan MAB, SKHa Consulting, Kopeland, dan berbagai instusi pendukung lainnya.

Pada Sabtu, 11 Maret 2017 lalu bertempat di Gedung Engineering Center EC.203, dilaksanakan pertemuan kedua Orde Insani dengan tema Professional Life yang menghadirkan pembicara Safitri Siswono (Owner ACS Group, Direktur PT. Bangun Cipta) dan Bagus Koncoro (Head of HR Robert Bosch Indonesia) serta dimoderatori oleh Rizal Matondang (Skha Consulting).

Pada pertemuan kedua ini, para peserta diajak untuk belajar dari kisah kehidupan professional kedua pembicara tersebut. Bu Safitri memulai dengan mengisahkan perjalanan karirnya di Unilever hingga menduduki posisi manager di usia yang terbilang masih muda. Di usia 30-an tersebut, ia bisa dibilang sudah memiliki segalanya. Namun, impian nya sejak kecil ia ingin memiliki perusahaan sendiri. Akhirnya, ia memutuskan untuk resign dari Unilever dan mulai membangun usahanya. Ia berkeyakinan bahwa ia bisa meraih hal tersebut dengan mudah Karena selama berkarir di unilever, segalanya berjalan dengan lancar.

Tak disangka, mimpinya untuk memiliki usaha sendiri harus diuji dengan kegagalan. Usahanya bangkrut sehingga ia harus menjual semua asset pribadinya seperti rumah dan mobil untuk menutupi hutang perusahaannya. Disinilah ia mengingatkan kepada kita untuk tidak sombong.

“Kita harus menjaga perasaan agar tidak sombong saat kita berada di atas”.

Terbersit keinginannya untuk kembali bekerja di Unilever, namun suaminya mengatakan, “Baru gagal sekali, masa sudah menyerah”. Hal itulah yang membuat Bu Safitri mengurungkan niatnya untuk kembali bekerja di Unilever.

Bu Safitri pun kembali merintis usahanya hingga ia mampu mengembalikan asetnya yang pernah ia jual. Namun, ujian kembali datang. Ia memiliki hutang sehingga harus merelakan mobilnya dijual untuk membayar hutang tersebut. Namun, ujian kedua ini ia merasa sudah terbiasa. Ia punya pilihan sbeenarnya untuk tidak segera membayar hutang tersebut dengan menjual mobilnya, tetapi ia berpegang teguh pada prinsipnya.

Disini Ia kembali mengingatkan kepada kita bahwa saat kita dihadapkan pada pilihan antara kemudahan dan hal yang benar. Selalu pilih hal yang benar. Itulah prinsip yang selalu ia pegang hingga kini.

Sementara Pak Bagus Koncoro memulai perjalanan karirnya dengan bekerja di Batam. Ia dihadapkan pada pilihan membangun karir atau keluarga. Batam menurutnya bagus untuk membangun karir yang telah ia rintis dari awal. Namun, ia harus merelakan jauh dari keluarganya yang berada di Jakarta. Akhirnya ia memutuskan untuk memilih keluarga dan meninggalkan perusahaan lamanya yang tengah berkembang pesat dari nilai 500 M hingga 2 Trilyun saat ia tinggalkan.

“Selalu yakini bahwa kebenaran adalah apa yang di dalam hati kita…”

So, apa selanjutnya setelah mencapai semua impian yang kita citakan?

Bu Safitri ingin terus menjaga agar perusahaannya bisa terus berkembang. Apalagi saat ini karyawannya sudah mencapai 60-an. Kebahagiaannya bukan lagi tentang materi yang didapat, tetapi tentang melihat karyawannya bahagia bekerja di perusahaan yang ia pimpin.

Ia juga mengingatkan apa tujuan kita bekerja? Hanya untuk makan hari ini. Agar keluarga kita juga bisa dengan mudah mendapatkan makanan hari ini. Itu saja. Maka, jangan berprilaku hedonis dan konsumtif. Kita manusia tidak pernah puas. Selalu bersyukur apa yang kita punya. Jangan lupa sisihkan 2,5% dari harta kita untuk Zakat, Karena itu bukan kewajiban, tetapi kebutuhan kita.

Sementara Pak Bagus Kuncoro memberikan tips agar karir kita berkembang. Kita harus bisa menemukan core karir kita, inti dari perjalanan karir yang sedang kita jalani. Setelah kita temukan core tersebut, kita akan terus belajar dan mengasah diri kita untuk mencapai core tersebut.

Apa yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi karir kita?

Ada tiga hal menurut Pak Bagus Kuncoro yaitu Time Management, Problem Solving dan Priority Management.

Menutup pertemuan hari itu mengingatkan kita bahwa setiap orang melewati stage of life dalam perjalanan karir yang berbeda-beda. Terus belajar dari pengalaman dan selalu percaya kata hati serta never stop dreaming! (BS)

Scholarship Sharing MAB : Australia Award Scholarship

Program MAB Sharing #1 di Pondokan MAB yang berlangsung pada Sabtu, 4 Maret 2017 membahas mengenai Scholarship Sharing : Australia Award Scholarship (AAS) dengan menghadirkan salah seorang penerima Beasiswa AAS tahun 2015 yaitu Trini Y. Pratiwi, mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang menempuh pendidikan Master di bidang Applied Science Marine Environment di University of Tasmania, Tasmania Australia.

Sesi sharing berlangsung lancar tanpa kendala melalui sambungan video call via Skype Depok-Tasmania. Sesi dimulai dengan pemaparan informasi general mengenai beasiswa dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Beasiswa Australia Award Scholarship (AAS) adalah sebuah beasiswa dari pemerintah Australia yang diberikan kepada mahasiswa di lebih dari 193 negara di dunia untuk melanjutkan studinya di Australia. Hingga saat ini, AAS telah melahirkan sekitar 9000 awardee dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, beasiswa AAS menjadi salah satu beasiswa yang cukup popular. Beasiswa ini dibuka tiap tahun, biasanya rentang Februari hingga Juli. Kuota untuk pelajar Indonesia sendiri kisaran 200an yang diterima setiap tahunnya.

Penerima beasiswa akan mendapatkan bantuan untuk biaya kuliah, biaya hidup, asuransi, dan tiket PP, serta biaya tambahan seperti field research dan supporting allowance di tiap semesternya.

Selain sharing mengenai beasiswa, Mbak Trini juga menceritakan mengenai kehidupannya di Tasmania sebagai mahasiswa Indonesia di sana. Saat ini, Mbak Trini sedang menyelesaikan thesis akhirnya dan direncanakan akan kembali ke Indonesia setelah meraih gelar masternya pada Juli mendatang. Semoga diberikan kelancaran dalam pengerjaan Thesisnya ya Mbak Trini.

Sebelum menutup perjumpaan dalam sesi sharing, Mbak Trini menyampaikan closing statement untuk para penerima beasiswa MAB yang hadir saat itu.

“Tidak ada salahnya mencoba untuk apply beasiswa ini(AAS) dan beasiswa lainnya demi mewujudkan mimpi kita untuk bisa sekolah di luar negeri. Meskipun kuliah hanya 2 tahun di luar negeri, namun bisa mendapatkan pengalaman dan ilmu yang jauh luar biasa, networking yang tidak hanya dari satu negara, tetapi dari berbagai belahan dunia untuk membangun karir kita ke depannya.”

“Pastikan bila ingin kuliah di luar negeri, kita harus memetakan semua rencana kita dari sekarang. Jangan pantang menyerah dan terus percaya bahwa kalian bisa!”

Tingkatkan Prestasi Mahasiswa, Yayasan Mata Air Biru (MAB) Salurkan Beasiswa Prestasi Senilai Rp 70 Juta.

Beasiswa untuk calon sarjana teknik

Tingkatkan Prestasi Mahasiswa, Yayasan Mata Air Biru (MAB) kembali menyalurkan Dana Beasiswa Prestasi MAB periode semester genap TA 2016/2017 untuk membantu peningkatan prestasi mahasiswa FTUI sebesar Rp 70 Juta. Beasiswa ini disalurkan kepada 14 (empat belas) mahasiswa FTUI angkatan 2013 hingga 2015 penerima Beasiswa Prestasi MAB.

Beasiswa Prestasi MAB diharapkan dapat membantu dan menunjang kebutuhan bagi mahasiswa berprestasi yang membutuhkan untuk terus meningkatkan prestasinya dalam aktivitas perkuliahan. Setiap semesternya, para penerima Beasiswa Prestasi MAB diwajibkan untuk mengumpulkan laporan perkembangan akademik berdasarkan hasil belajar selama satu semester untuk di evaluasi sebagai penerima beasiswa prestasi.

Berdasarkan hasil evaluasi belajar pada semester gasal TA 2015/2016, rata-rata perolehan Indeks Prestasi (IP) di semester gasal yaitu 3,72 untuk angkatan 2013, 3,57 untuk angkatan 2014 dan 3,3 untuk angkatan 2015. Perolehan IP tertinggi penerima beasiswa prestasi masing-masing batch yaitu untuk angkatan 2013 oleh Jeremia Jan Chandra P. (Teknik Kimia) dengan perolehan IP 3,77, untuk angkatan 2014 oleh Riska Amalia (Teknologi Bioproses) dengan perolehan IP dan untuk angkatan 2015 oleh M. Sofwan Rizky dengan perolehan IP 3,96.

Beasiswa Prestasi MABDi samping prestasi akademik, para penerima beasiswa prestasi MAB juga aktif terlibat dalam kegiatan non-akademik pengembangan diri di kampus yang terdiri dari organisasi kemahasiswaan, club peminatan departemen, kepanitiaan dan lomba/kompetisi yang sesuai dengan minat maupun core competence mereka. Prestasi lainnya yaitu Liska Kristin Banjarnahor yang mengikuti pertukaran pelajar di Tokyo Institute of Technology selama satu semester.

Beasiswa Prestasi MAB merupakan kerjasama Yayasan MAB dengan CSR perusahaan seperti Lintasarta dan PGN, serta donatur individu dari alumni FTUI yang berkomitmen untuk membiayai mahasiswa FTUI berprestasi dan membutuhkan hingga menjadi sarjana Teknik UI. Yayasan MAB mengucapkan terima kasih untuk para donatur Beasiswa Prestasi MAB. Semoga kebaikan para donatur dalam beasiswa prestasi ini memberikan kebermanfaatan bagi pendidikan anak bangsa. Bagi para penerima Beasiswa Prestasi, semoga bisa terus meningkatkan prestasi! Semangat Berprestasi dan Berkarya! (BS)

Penerima Beasiswa MAB Mengikuti Pertukaran Pelajar di Malaysia

Salah satu penerima Beasiswa Pondokan MAB asal Pontianak Kalimatan Barat, Kukuh Lolana, Mahasiswi Teknik Industri angkatan 2014 terpilih mewakili UI dalam program pertukaran pelajar UI Creates yang berlangsung di University of Malaya, Malaysia. Program UI Creates Exchange Program di University of Malaya ini berlangsung selama 3 pekan pada 15 Januari hingga 4 Februari 2017.

UI Creates 2017 sendiri merupakan program pertukaran pelajar antara UI dan University of Malaya, Malaysia. Dari UI, ada 15 mahasiswa yang mengikuti program pertukaran selama 3 pekan ini. Selain itu, ada juga mahasiswa asal Korea Selatan dan Filipina yang turut serta dalam program tersebut.

Dengan mengikuti program pertukaran pelajar, mahasiswa selain mendapatkan pengalaman juga mendapatkan persepektif baru mengenai kehidupan pelajar dari negara lain. Berikut kesan dari Kukuh Lolana setelah mengikuti program pertukaran pelajar di Malaysia.

“It was something new for me to learn about Southeast Asia, smart wearable device, economic, new languages or history for 3 about weeks. I also meet other student from Korea, Malay, and Phillipines. Thanks UI for give me this opportunity. It made a best memories for this early year to me.”

Semoga semakin banyak penerima Beasiswa Pondokan MAB yang mengikuti jejak Lola ya. 🙂