MAB News

Home»Essay Lepas»Cerita Gathering Pondokan MAB : Pesan Semangat Meraih Cita-Cita dari Ibunda MAB

Cerita Gathering Pondokan MAB : Pesan Semangat Meraih Cita-Cita dari Ibunda MAB

Kunjungan Bu dijan dan Bu Tin

“Kadang seorang teman bisa lebih dekat dari saudara, meskipun tanpa ikatan darah” Pondokan MAB, 9 Maret 2016

Pondokan MAB (9/03), Aktivitas bulanan Pondokan MAB yaitu Gathering Pondokan pada bulan Maret menghadirkan Bu Sri Dijan Tjahjati (Alumni T. Sipil angkatan 1979) dan Bu Endang Ripmiatin (Alumni T. Elektro angkatan 1979). Bu Dijan selaku ketua Yayasan MAB dan Bu Tin selaku sekretaris Yayasan MAB hadir untuk bertemu dengan para penerima Beasiswa Pondokan MAB sekaligus berbagi cerita mengenai Yayasan MAB.

Sesi santai pagi itu dimulai dengan perkenalan seluruh penerima beasiswa Pondokan MAB dilanjutkan dengan berbagi cerita mengenai kesibukan masing-masing. Beberapa penerima beasiswa Pondokan MAB adalah angkatan 2012 yang saat ini sedang menyusun skripsi.

Bu Dijan dan Bu Tin selain menceritakan tentang sejarah Yayasan MAB pun bernostalgia dengan menceritakan kenangan selama masa kuliahnya dahulu. Bu Dijan berpesan untuk senantiasa memiliki semangat dalam meraih sesuatu dan memegang teguh kejujuran sebagai dasarnya.

“Kalian harus memiliki semangat. Karena dimana ada semangat dan kemauan, apapun bisa diraih. Jangan lupa juga memegang teguh kejujuran.” Pesan Bu Dijan.

Sementara Bu Tin menekankan penerima beasiswa untuk bersungguh-sungguh dalam belajar Bahasa inggris. “Kalian harus bersungguh-sungguh dalam belajar Bahasa inggris karena itu penting. Selain pintar berbahasa inggris, juga perlu belajar cara penyampaian yang baik dalam Bahasa inggris.”

Menjelang akhir sesi, Bu Dijan dan Bu Tin memberikan kesempatan kepada penerima beasiswa pondokan MAB untuk menyampaikan masukan ataupun pesan untuk Yayasan MAB. Farudin, penerima beasiswa asal Muna, Sulawesi Tenggara yang kini duduk di semester 2 jurusan teknik industri menggungkapkan terima kasihnya kepada Yayasan MAB yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk mendapatkan beasiswa Pondokan MAB.

“Saya merasa bersyukur setelah tinggal di Pondokan MAB saya mengalami perubahan posistif dalam diri saya.” Ucap Udin.

Selain itu, Awa yang juga penerima beasiswa asal Bandung mengungkapkan terima kasihnya telah diberikan kesempatan menjadi keluarga besar Pondokan MAB. Ia berharap bisa terus menjadi bagian dari keluarga MAB sampai kapanpun.

Sesi hari itu ditutup dengan berfoto bersama. Bagi kami, kehadiran Bu Dijan dan Bu Tin bisa menjadi penyemangat kami untuk bisa lebih semangat menghadapi hari-hari perkuliahan. Adanya mereka sebagai Ibu kami di perantauan mengobati rasa rindu kepada kedua orang tua kami di kampung halaman.

Di Pondokan MAB ini, kami adalah satu keluarga, meski tanpa ikatan darah.

Seperti Awang Pemuji bilang “MAB=Keluarga”.

Keluargalah tempat kita pulang, seperti kata Agus Budiansyah, “MAB adalah tempat kembali pulang dan berancang-ancang untuk menang”.

Meskipun, di MAB kami hidup bersama dengan teman seperjuangan yang berbeda-beda daerahnya, seperti kata Bayu Eko, “MAB adalah tempat menumbuhkan rasa cinta pada Indonesia, karena Indonesia Heterogen, dan di MAB juga heterogen”. Tetapi, mungkin seperti kata Suha S Yahya kalau “Menjadi bagian MAB adalah berkah dan petunjuk Allah agar bisa menjadi mahasiswa aktif dan Berprestasi.”

Akhirnya kami berharap seperti Nurhidayatun Nisa pernah bilang semoga “Mata Air Biru selalu mengalirkan kebermanfaatan dan inspirasi”. (BS)

 

Written by

A Passionate Environmental Leaders concern on education styrofoam and waste issues, an NGO enthusiastic, a social worker who commit happily in voluntary works, A Design Thinker and Adviser for youth movement. Find me more at www.bamsutris.com