MAB News

MAB Talks #1 : Arti Kontribusi di Kampus bagi Ketua BEM dan Mapres FTUI 2018

mab-talks-cover

“Saat kuliah, harusnya banyak pengalaman yang menuntut kita untuk keluar dari zona nyaman. Jangan sampai zona nyaman membatasi kita untuk berkembang…” (Davigara D. Primayandi)

” Tidak ada impian yang realistis. Jalan menuju impian itulah yang harus kita buat realistis…” (Faza Fakiha Taqwa)

Asrama Rumah Inspirasi MAB (8/9), dipenuhi oleh mahasiswa penerima manfaat Beasiswa MAB yang antusias ingin belajar dari kakak-kakak inspiratif yang akan mengisi program MAB Talks. MAB Talks #1 edisi perdana pada tahun ajaran 2018/2019 ini menghadirkan kedua pembicara yang akan membahas mengenai bagaimana memaksimalkan kontribusi sebagai mahasiswa dari sisi akademis dan kemahasiswaan. Mereka adalah Ketua BEM FTUI 2018 : Davigara Dwika Primayandi (Mahasiswa Teknik Mesin 2015) dan Mapres FTUI 2018 : Faza Fakiha Taqwa (Mahasiswi Teknik Industri 2015).

Sesi dibuka dengan paparan dari Davi, sapaan akrab dari Davigara. Menurut alumni SMAN 8 Jakarta tersebut, Mahasiswa memiliki tanggung jawab lebih yang tidak sekedar kuliah. Berangkat dari buah pikirannya bahwa ternyata tidak semua orang bisa merasakan bangku kuliah, menurutnya sebagai mahasiswa, yang kita lakukan dan mimpi-mimpi kita ke depan tidak sekedar bagaimana mendapatkan pekerjaan yang layak saja, harus lebih dari itu. Itulah yang menginspirasi Davi untuk menjadikan BEM FTUI 2018 sebagai wadah kontribusinya saat ini; #DariTeknikuntukIndonesia.

Sebagai mahasiswa, menurut Davi sangat perlu untuk bersikap aktif dan kontributif. Karena dengan aktif di berbagai kegiatan, organisasi akan melatih skill kita yang nantinya sangat berguna sebagai bekal di dunia kerja misalnya public speaking, problem solving, memimpin rapat, dll. Davi yang hobinya naik gunung, kini menganggap organisasi sebagai bagian dari hidupnya. Ia senang karena dengan organisasi ini ia bisa bertemu dengan banyak orang sehingga bisa melatih dirinya ketiak bertemu dengan orang-orang baru yang berbeda-beda karakter.

Sebagai mahasiswa, ia juga memiliki prinsip untuk tidak main aman. Jika perlu “ Break a leg”. Menurutnya, jangan sampai zona nyaman justru membatasi kita untuk berkembang. Karena banyak sekali kesempatan yang kita dapat saat kuliah ini untuk keluar dari zona nyaman. Hal terakhir yang penting sebagai mahasiswa adalah kepedulian. Harusnya sebagai mahasiswa kita punya rasa peduli yang tinggi terhadap orang lain, di luar dari diri sendiri.

Sesi kedua dari Faza, sapaan akrab Faza Fakiha yang menganggap bahwa prestasi sebagai Mahasiswa Berprestasi FTUI 2018 yang diraihnya itu sebagai bonus dan hanya title belaka. Faza menceritakan tentang dirinya yang bukan siapa-siapa, seorang anak yang hanya percaya dan yakin akan mimpi-mimpinya hingga menjadi Faza yang dikenal sekarang.

Perjuangannya dimulai ketika salah seorang teman di organisasinya menanyakan ingin jadi seperti apa di hidup ini. Bahwa orang-orang sukses tidak ada yang generalis. Bila kita ingat seseorang yang sukses, maka ia akan diingat satu hal karena kesuksesannya, karena keahliannya di bidang tersebut. Itulah salah satu momen yang membuat ia fokus dalam bidang yang ia sukai, salah satunya public speaking.

Perjuangan yang dilakukan Faza pun tak mudah. Semangat pantang menyerah setelah gagal 10 kali ikut tes MUN pun pernah ia alami. Hingga akhirnya ia kini sudah menginjak beberapa negara di dunia termasuk Amerika dan Eropa. Salah satunya yang paling berkesan ketika ia menjadi Delegasi Indonesia di PBB dari Menpora.

Menurutnya kita harus yakin dengan mimpi kita. Meskipun tidak ada yang realistis, tetapi kita harus membuat jalan menuju mimpi kita realistis. Nothing is impossible. Satu hal yang iya yakini, bahwa ada banyak cara menuju mimpi yang ingin kita capai. Jangan lupa minta pada langit yang memiliki kuasa pada mimpi kita.

Berbicara mengenai passion, menurutnya passion itu hal yang kita sukai meskipun tidak dibayar. Ada 4 hal untuk menemukan passion kita: (1) Definisikan Hal (Bidang/benda) apa yang kita sukai? (2) Kegiatan yang kita sukai dari hal tersebut? (3) Siapa orang yang mencerminkan kesuksesan kita? (4) Langkah-langkah apa yang harus kita lakukan agar kita ahli di bidang tersebut?

Perannya sebagai Mapres FTUI 2018 memberikannya banyak kesempatan untuk berkontribusi lebih luas lagi. Ia sangat senang diundang dan memberikan sharing untuk menginspirasi anak-anak muda lainnya.

Paparan dari kedua pembicara MAB Talks #1 hari itu menggugah semangat kita para mahasiswa untuk aktif-kontributif memaksimalkan kesempatan kita saat ini sebagai mahasiswa di ranah kampus. “Ada banyak cara untuk mencintai Indonesia. Jadilah versi terbaik dari diri kita untuk berkontribusi di bidang yang kita pilih sesuai pilihan dan kemampuan kita masing-masing; Mapres, aktivis mahasiswa ataupun bidang lainnya”. (@bamsutris)

Sembilan Penerima Beasiswa MAB Berhasil Selesaikan Studi di FTUI

wisuda ui penerima beasiswa mab

“Graduation is not the end, it’s just the beginning of the beautiful life that lies ahead of you. Good Luck. Happy Graduation.”

Depok, (31/8), Wisuda Universitas Indonesia periode semester genap tahun ajaran 2017/2018 kembali digelar di Balairung UI, Depok. Pada periode ini, UI meluluskan lulusan program sarjana sebanyak 2,816 orang yang berasal dari program Sarjana Reguler dan Kelas Internasional.

Sebanyak 9 mahasiswa alumni dan penerima Beasiswa MAB berhasil menyelesaikan studinya di FTUI pada periode ini. Mereka adalah mahasiswa penerima Beasiswa MAB yang merupakan penerima manfaat Beasiswa Prestasi dan Beasiswa Pondokan MAB.

Berikut nama penerima Beasiswa MAB yang berhasil menyelesaikan studinya di periode semester genap 2017/2018 ini :

Alumni dan Penerima Beasiswa Pondokan MAB :

1. Fakhri Rafiki (Teknologi Bioproses’13)
2. Achmad Anggawirya (Teknik Kimia’14)
3. Kukuh Lolana (Teknik Industri’14)
4. Panji Wara (Teknik Industri’14)
5. M. Rifai (TI’14)
6. Suha S. Yahya (Teknik Metalurgi’14)
7. Irwan Suryana (Teknik Mesin’11)

Penerima Beasiswa Prestasi:
1. Riska Amalia (Teknologi Bioproses’14)
2. Deks Salsa S. (Teknik Sipil’14)

Kami dari Yayasan MAB mengucapkan Selamat kepada penerima Beasiswa MAB yang telah berhasil menyelesaikan studinya menjadi Sarjana FTUI. Semoga capaian ini menjadi awal bagi kesuksesan di langkah berikutnya.

Dibuka Pendaftaran Beasiswa Prestasi MAB Batch 8

Poster Beasiswa Prestasi Pertamina

Beasiswa Prestasi MAB adalah sebuah beasiswa yang diberikan oleh Yayasan Mata Air Biru, sebuah lembaga non-profit milik alumni FTUI untuk membantu mahasiswa FTUI hingga menjadi sarjana Teknik FTUI.

Pemberian Beasiswa Prestasi MAB Batch 8 ini Yayasan MAB bekerjasama dengan PT. Pertamina Retail akan diberikan kepada mahasiswa reguler FTUI angkatan 2017 senilai Rp 30 Juta per mahasiswa atau diberikan mulai semester 3 hingga semester 8 dengan nilai beasiswa sebesar Rp 5 Juta/semester.

Persyaratan :

  1. Mahasiswa aktif reguler FTUI reguler angkatan 2017 (semester 3)
  2. Memiliki IPK min. 3.3
  3. Tidak sedang menerima beasiswa dari instansi lain
  4. Berasal dari keluarga tidak mampu atau sedang membutuhkan bantuan finansial
  5. Memiliki prestasi akademis dan non-akademis
  6. Berkomitmen untuk mempertahankan dan atau meningkatkan prestasi akademisnya selama menjadi penerima Beasiswa MAB
  7. Mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi berkas yang dibutuhkan serta mengumpulkannya di sekretariat kemahasiswaan EC.205 sebelum tanggal 15 Agustus 2018.

Dokumen yang diperlukan :

  1. Form Beasiswa UI. Silakan download disini! (Tidak perlu di ttd Manajer Kemahasiswaan FT)
  2. Transkrip Nilai (Boleh PDF dari Siak-NG bagian ringkasan dan riwayat)
  3. Foto diri terbaru (tampak muka depan)
  4. Surat pernyataan tidak merokok. Silakan download disini!
  5. Slip gaji/surat keterangan penghasilan orang tua
  6. Essay Motivasi yang berisi tentang “Apa arti prestasi bagi kamu dan apa mimpimu untuk Indonesia 20 tahun mendatang? serta bagaimana upaya kamu untuk menggapai mimpimu itu?”

PENDAFTARAN : bit.ly/BeasiswaPrestasiMAB8

Ketentuan lain :

Memfollow akun media sosial Yayasan MAB sebagai berikut :

  • Facebook : Yayasan Mata Air Biru (fb.me/YayasanMAB)
  • Instagram : Yayasan Mata Air Biru (@beasiswaMAB dan @rumahInspirasiMAB)

Narahubung : Bambang Sutrisno (08128884997 via WA)

Life at MAB : Hidup adalah Memilih

life-at-mab-hidup-adalah-memilihTak terasa sudah hampir setahun berada di Rumah Inspirasi MAB, menatap masa depan baru, lingkungan baru, dan bertemu dengan wajah-wajah baru. Merantau merupakan pilihan yang saya ambil karena saya merasa bahwa ini merupakan hal yang tepat bagi saya dan akan membentuk jati diri saya dan kelak dapat mempersiapkan masa depan lebih matang.

Ketika sampai disini, saya tidak mengenal satupun orang disini ataupun pernah ke lingkungan UI dan sekitarnya. Saya diterima disini dengan baik, teman-teman disini banyak sekali membantu saya, mulai dari membantu saya dengan mengantarkan saya ke Balairung untuk daftar ulang, maupun sekedar untuk memberitahu rekomendasi warteg yang murah dan enak.

Banyak sekali momen-momen yang tidak bisa dilupakan selama 2 semester di Rumah Inspirasi MAB. Ajang kumpul biasa menjadi spesial bersama teman-teman, nonton film bareng ditemani martabak sudah cukup untuk membuat kami senang di malam yang lenggang karena bukan soal materi nya tetapi orang-orang yang ada di sekeliling saya.

Masih ingat di benak saya seperti baru saja kemarin, saya bertemu dengan Bapak & Ibu Pendiri MAB, mereka sudah seperti orang tua saya disini. Bantuan dari mereka sangat berarti buat saya, pengalaman dan cerita dari mereka tidak pernah membuat saya bosan, mereka tidak henti-henti nya memotivasi saya agar saya bisa lebih dari mereka dan nanti bisa juga seperti mereka ikut memberi ke adik-adik lain yang juga membutuhkan. Mereka juga menjadi salah satu motivasi saya ketika berkuliah disini, saya tidak ingin mengecewakan mereka yang telah memberikan saya fasilitas yang ada dan saya harus maksimalkan. Saya akan ambil sedikit kutipan dari Molly Friedenfeld di buku nya ‘The Book of Simple Human Truths’ , “A purposeful act or extension of kindness to another is never wasted, for it always resides in the hearts of all involved in a chain of love.”

Program-program di MAB sangat membantu diri saya menjadi orang yang disiplin. Disiplin bukan hanya menyangkut tentang tingkah laku atau perbuatan. Disiplin juga meliputi disiplin emosional. Apabila disiplin emosional digabungkan dengan kecerdasan berpikir maka akan menghasilkan perilaku yang rasional. Perilaku yang selalu menjunjung etika dan kesopanan. Ada satu hal berharga yang saya dapat dari salah satu pendiri MAB, sekolah  bukan semata-mata bertujuan ingin mendapatkan ijazah. Namun, yang dibutuhkan untuk bekal kehidupan bukanlah selembar kertas tersebut melainkan disiplin ilmu yang telah dipelajari selama beberapa waktu. Ijazah dengan nilai yang bagus, kalau tanpa pengetahuan dan kemampuan akan menjadi sia-sia.

Setiap momen dalam hidup kita memiliki potensi untuk mengubah hidup. Beberapa memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan yang lainnya. Dan kita semua terus bertumbuh saat melewati momen-momen tersebut. Bahkan momen buruk sekalipun perlu terjadi supaya momen yang menyenangkan bisa terjadi.

Hidup adalah memilih, namun untuk memilih dengan baik,  harus tahu siapa kita dan apa yang harus di perjuangkan, ke mana  ingin pergi dan mengapa ingin sampai di sana.

Penulis : M. Asykar S. Bangun atau yang akrab disapa Asykar, adalah mahasiswa Teknik Metalurgi dan Material angkatan 2017 yang berasal dari Kota Medan. Sejak setahun lalu Asykar menjadi salah satu penerima Beasiswa Pondokan MAB. Kenal Asykar lebih dekat di @AsykarBangun

[Pengumuman] Pengumpulan Laporan Beasiswa Prestasi MAB periode Semester Genap 2017/2018

laporan beasiswa prestasi

Dear Penerima Beasiswa Prestasi MAB,

Tak terasa masa perkuliahan di semester genap TA 2017/2018 telah berakhir. Sehubungan dengan hal tersebut dan menjelang dipublikasikannya semua nilai sebagai hasil belajar satu semester kemarin, maka kami beritahukan bahwa terkait Laporan Perkembangan Prestasi periode semester Genap 2017/2018 bagi penerima Beasiswa Prestasi MAB (angkatan 2014, 2015 dan 2016) bisa di submit secara online dengan mengakses laman berikut http://www.beasiswamab.org/laporan-beasiswa-prestasi-mab/

Laporan Beasiswa Prestasi ini sifatnya wajib bagi Penerima Beasiswa Prestasi MAB angkatan 2014, 2015, dan 2016.

Laporan perkembangan prestasi untuk periode semester genap 2017/2018 disubmit paling lambat tanggal 1 Juli 2018.

Semoga bisa terus meningkatkan prestasi di semester mendatang!

Dibuka Pendaftaran Beasiswa Pondokan MAB 2018

pendaftaran beasiswa pondokan mab 2018

Program Beasiswa Pondokan MAB “Rumah Inspirasi MAB” adalah sebuah program beasiswa berupa tempat tinggal dan pengembangan diri yang diperuntukkan bagi mahasiswa/i FTUI asal daerah luar Jabodetabek. Program ini diberikan oleh Yayasan Mata Air Biru, sebuah lembaga non-profit milik alumni FTUI sebagai pemberi dan penyalur beasiswa alumni FTUI.

Program Beasiswa Pondokan MAB diberikan selama maksimal 2 tahun berupa tempat tinggal gratis dan program pengembangan diri berupa Pelatihan kepemimpinan, Peningkatan Prestasi, Pembinaan harian, English Course Persiapan TOEFL, Sharing dan Jaringan dari alumni FTUI.

Saat ini, Beasiswa Pondokan MAB sedang membuka pendaftaran untuk penerima baru dengan kriteria :
1. Mahasiswa FTUI angkatan 2017 dan 2018 (Mahasiswa baru FTUI 2018)
2. Berasal dari daerah luar Jabodetabek
3. Membutuhkan bantuan finansial dalam hal ini tempat tinggal selama merantau kuliah di FTUI
4. Berkomitmen penuh untuk mengikuti program pengembangan diri di Pondokan MAB

Fasilitas di Pondokan MAB :
1. Tempat tinggal secara gratis dalam suasana kekeluargaan selama 2 tahun
2. Internet WIFI 24 Jam
3. Peningkatan kemampuan Bahasa Inggris
4. Pengembangan diri melalui program pembinaan rutin

Dokumen yang dibutuhkan :
1. Pas Foto (3×4)
2. Essay “Who am I?” dalam format pdf. (Min. 1 halaman A4, TNR 12, spasi 1.5)
3. Essay “Apa Mimpi dan Perjuangan yang sudah atau akan dilakukan selama kuliah di FTUI” dalam format pdf. (Min. 1 halaman A4, TNR 12, spasi 1.5)
Dokumen tersebut dikirimkan ke email beasiswa.mab@gmail.com setelah mengisi form pendaftaran. (Paling lambat di hari terakhir penutupan pendaftaran)

Tahapan Seleksi :
1. Seleksi Berkas
2. Wawacancara

Setiap penerima wajib mengikuti kanal social media Yayasan MAB di :
– Facebook : Yayasan MAB (www.facebook.com/YayasanMAB) dan Pondokan MAB (www.facebook.com/beasiswamab)
– Instagram : Yayasan MAB (@BeasiswaMAB) dan Rumah InspirasiMAB (@RumahInspirasiMAB)

Periode Pendaftaran : 25 Mei – 5 Juli 2018

Info lengkap mengenai Program Beasiswa Pondokan MAB bisa kamu lihat di www.BeasiswaMAB.org/pondokan-mab

Narahubung : Sdr. Bambang Sutrisno via WA : 08128884997

Mari menginspirasi dan jadilah bagian dari Keluarga Besar Pondokan MAB!

Life at MAB : Mengakui Kesalahan adalah Sikap Kesatria Sejati

life-at-mab

Hampir dua tahun telah berlalu saya lewati di rumah inspirasi ini, begitu banyak hal yang saya peroleh dari rumah ini, terutama dalam hal pembelajaran sosial.

Ada satu hal menarik yang beberapa kali kerap terjadi di rumah inspirasi ini yaitu terkait dengan permasalahan rumah. Dulu pernah suatu kejadian dan memang seringkali terjadi dimana, ketika kita para penghuni rumah inspirasi selesai masak serta makan dan menggunakan perlengkapan dapur, sudah menjadi kesepakatan bersama bagi kita semua untuk selalu membersihkannya dan merapihkannya kembali.

Namun yang sering terjadi adalah, ada bekas sampah memasak serta piring kotor yang tergeletak di wastafel atau dapur dan ketika ditanya ini milik siapa? Tidak ada satu orang pun yang mengakuinya. Menariknya, setelah ditanya dan tidak ada yang mengakui benda-benda tersebut kepunyaan siapa. Beberapa jam kemudian, tiba-tiba sampah-sampah sisa memasak tersebut hilang dan piring kotornya pun menjadi bersih. Entah ada orang yang berbaik hati untuk membersihkannya atau sang pelaku yang sadar membersihkannya. Hal semacam ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali saja, namun beberapa kali kerap terjadi di rumah ini.

Bukan hanya tentang sampah makanan dan piring kotor, pernah juga kejadian kehilangan peralatan makan di rumah ini. Kemudian dicari-cari oleh pemiliknya. Hingga berminggu-minggu peralatan makan tersebut tidak juga ditemui. Kemudian sang pemilik mencoba untuk menanyakan keberadaan peralatan masaknya ke seluruh penghuni rumah satu per satu. Namun, tetap saja peralatan makan tersebut tidak di temukan. Hingga suatu saat, tiba-tiba peralatan makan tersebut sudah ada di tempatnya tanpa ada yang mengetahui siapa yang meletakannya.

Aneh? Ya! Setelah saya coba cari tau mengapa hal-hal diatas bisa terjadi, ternyata memang dalam diri setiap manusia pasti menginginkan rasa aman. Jelas hal diatas dapat terjadi karena ketika seseorang merasa bahwa dirinya akan dipermalukan di depan umum ketika mengakui sebuah kesalahan, orang tesebut pasti lebih memilih untuk diam dan diam-diam memperbaiki kesalahan yang telah dilakukannya.

Pernah salah satu teman saya bercerita di suatu kesempatan, dia dimarahi oleh banyak tentara karena satu hal. Bukan karena kesalahan yang dia lakukan, tetapi karena dia tidak mau mengakui kesalahannya tersebut. Disinilah poin pembelajaran yang saya dapatkan. Menurut saya ini sangat penting karena di dunia kerja nanti, mungkin banyak hal semacam ini yang akan kita temui. Seharusnya kita bisa menjadi orang yang berani untuk mengakui kesalahan kita dan bertanggung jawab atas kesalahan apa yang telah kita lakukan.

“Berani mengakui kesalahan dan mau berusaha memperbaikinya adalah sikap kesatria yang sejati” (KH. A. Mustofa Bisri)

Penulis :

Naufal Muhadzib Rafif atau yang akrab disapa Naufal adalah mahasiswa jurusan Teknik Perkapalan angkatan 2016. Naufal salah satu penerima beasiswa Pondokan MAB yang berasal dari Tegal. Selain aktif perkuliahan, Naufal saat ini tergabung dalam klub peminatan di Teknik Perkapalan yaitu Hydro-Tech-Works (HTW) UI.

MAB Talks #6 : Belajar Ke Luar Negeri untuk Menemukan Diri Sendiri

mab-talk-ketua-iluni-ui Asrama Beasiswa MAB, Depok, Minggu (22/4), kembali diadakan program pembinaan bagi penerima beasiswa MAB yaitu MAB Talks #6: Inspirasi dari Alumni (2) yang menghadirkan Ketua Iluni UI, Bapak Arief Budhy Hardono dan Istri, Ibu Indy Hardono. Pada kesempatan itu juga hadir pengurus Yayasan MAB, Ibu Sri Dijan Tjahjati, Bapak Hamdion Nizar dan Ibu Tin Nizar. Sekitar 20 penerima beasiswa MAB hadir mengikuti acara sharing yang super inspiratif di Minggu pagi itu.

Acara dibuka oleh Ibu Sri Dijan Tjahjati dengan menjelaskan terlebih dahulu mengenai perkembangan Yayasan MAB sejak awal berdiri hingga di usia yang menginjak 15 tahun pada September mendatang. Perjalanan panjang hingga di titik sekarang ini adalah buah dari konsistensi yang tak pernah padam dari para pengurus dan dukungan alumni serta FTUI hingga saat ini. Efek kebaikan seperti snow ball yang dimulai dari langkah kecil harapannya terus bergulir dan memberikan dampak yang lebih luas ke depan.

Sesi dilanjutkan dengan sharing dari Ketua Iluni UI, yang akrab disapa Bang ABH. Beliau yang merupakan alumni Teknik Sipil’84 menceritakan pengalamannya semasa kuliah dahulu. Beliau pernah menjadi ketua Senat pada zamannya, saat itu belum ada BEM seperti sekarang. Sebagai ketua senat, beliau mendapatkan kesempatan untuk menjalin forum komunikasi dengan senat mahasiswa se-ui pada masa itu. Komunikasi yang terus dijalin itulah yang mendukungnya untuk maju menjadi ketua Iluni UI pada 2016 lalu.

Setelah lulus, Bang ABH memilih karir sebagai professional dengan menjadi Junior Civil Engineer di PT. Indotek Konsultan Utama hingga dipercaya menjadi pimpinan di perusahaan tersebut. Saat ini, beliau juga menjadi Direktur Direktur PT. Pionir Beton Indonesia dan PT. Citra Margatama Surabaya. Menurutnya kita harus “Street-Smart”, orang yang tahu keadaan di lapangan sehingga bisa memilih strategi yang tepat agar bisa survive.

Iluni UI di bawah kepemimpinan Bang ABH berusaha wadah pemersatu alumni dari 13 fakultas di UI. Hal yang tidak mudah dengan lulusan 16 ribu-18 ribu setiap tahunnya. Untuk itu, Iluni UI selalu berusaha bagaimana menjadikan setiap detik, menit menjadi bermanfaat, berusaha untuk menjadi alumni yang membanggakan almamater.

Iluni UI juga senantiasa menghadirkan enrichment program bagi alumni UI. Program entrepreneurship yang diharapkan bisa menjadi solusi. Karena pilihan ketika lulus adalah apakah menjadi pekerja atau entrepreneur. Selain itu, Iluni UI senantiasa mendukung kegiatan positif dari alumni UI seperti Yayasan MAB dan kegiatan alumni lainnya.

sesi-sharing-mab-talk

Sesi dilanjutkan oleh paparan Bu Indy Hardono, alumni TGP’86 yang merupakan Koordinator Tim Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, sebuah beasiswa dari Pemerintah Belanda. Sesi beliau mulai dengan menceritakan perjalanan karirnya hingga sekarang. Beliau percaya bahwa sebagai lulusan Teknik bisa ditempatkan di mana saja, tetapi passionlah yang akan membawa kemana kita berlabuh nantinya.

Bu Indy, sapaan akrabnya memulai karir dari BPPT selama 10 tahun. Pada masa itu, beliau mendapatkan beasiswa dari Pak Habibie untuk kuliah bisnis di Belanda. Setelah menyelesaikan ikatan dinas, akhirnya passion yang membawanya ke lembaga non-profit. Ia pernah bekerja di Asia Foundation, kemudian di Binus International. Itulah yang membawanya terus ke bidang Pendidikan hingga saat ini.

Menurutnya, jangan pernah untuk menyesali pekerjaan yang berbeda dengan sewaktu kuliah dahulu. Karena yang terpenting adalah cara berpikir yang kita dapat dari kuliah di Teknik yang membuatnya berpikir lebih sistematis.

Beliau melanjutkan paparan mengenai “Mengapa Kuliah ke Luar Negeri: Gengsi atau Kebutuhan?”. Sebagai tim penyeleksi Beasiswa, beliau memberikan hal-hal substansial yang sangat penting saat kita akan mendaftar beasiswa. Kita harus bisa membedakan requirement dan kriteria dari setiap jenis beasiswa. Standar minimum harusnya tidak mematok kita untuk sekedar memenuhi standar itu saja, kita harus memberikan nilai yang jauh di atas standar minimum tersebut.

Saat ini, foreign student terbesar berasal dari China. Mengapa? Hal ini karena mindset. Kebanyakan orang China menganggap pendidikan sebagai investment, not cost. Sebagai investement tentunya dampak yang didapat akan jangka panjang. Itulah kenapa banyak pelajar China tersebar di seantero dunia, meskipun mereka kebanyakan dengan biaya sendiri.

Menjadi globally competitive di zaman ini sangat penting. Karena sekarang zamannya borderless, ASEAN Community. Kita bersaing bukan hanya dengan orang-orang Indonesia saja, tetapi dengan orang-orang dari negara lain.

Terpenting, ketika memutuskan untuk kuliah ke luar negeri dengan beasiswa adalah apa tujuan kita kesana, motivasi apa yang membawa kita untuk belajar di luar negeri?

Sebuah pengingat menarik ketika Bu Indy mengantarkan anaknya yang akan kuliah di Gronigen University, Belanda.

“Kenapa kamu mau pergi ke sini, ke tempat yang dingin, ke tempat yang makanannya sama sekali tidak enak, ke tempat yang udaranya tidak segar. Kenapa kalian mau pergi dari negara kalian, yang mungkin tempatnya jauh lebih segar, makanannya enak, dan matahari mungkin bersinar selama 365 hari setahun. Jika jawabannya untuk belajar ilmu dari kami, maka kalian salah.”

“Belajarlah di luar negeri untuk mempelajari dari mana kalian berasal”.

Kita akan menemukan bahwa semakin jauh kita berpisah dengan Indonesia, semakin jelas pula bahwa kita adalah Indonesia. The further you leave your country, The more you discover who really you are. Sesi minggu pagi yang super inspiratif itu ditutup dengan berfoto bersama. (BS)

pengurus-mab-dan-ketua-iluni-ui

MAB Talks #5 : Resep Sukses, Networking, Passion dan Menjadi Mata Rantai Kebaikan

inspirasi dari alumni

Asrama Beasiswa MAB, Depok, Sabtu, (14/4), MAB Talks #5: Inspirasi dari Alumni sebagai program pembinaan rutin bagi penerima beasiswa MAB kembali diadakan. Pada kesempatan ini, Yayasan MAB menghadirkan Ketua Iluni FTUI, Bapak Teten Derichard dan Komunitas Golfers Alumni FTUI (GIFT UI), Bapak Azwan Nurcandra. Selain itu, Beberapa pendiri dan pengurus Yayasan MAB juga turut hadir yakni Ibu Sri Dijan Tjahjati, Bapak Hamdion Nizar, Ibu Endang Ripmiatin dan Ibu Lista Dewi. Acara tersebut diikuti oleh sekitar 25 penerima beasiswa MAB lintas angkatan mulai angkatan 2014-2017 yang merupakan penerima beasiswa Prestasi dan beasiswa Pondokan MAB.

Sebagai rangkaian dari acara, dilakukan penyerahan secara simbolik donasi GIFT UI dari turnamen ROOSSENO CUP 2 akhir tahun lalu sebesar Rp 196 Juta. Selain itu, juga dilakukan penyerahan Beasiswa Reguler untuk salah satu putra alumni Teknik Mesin yang diberikan selama 2 semester dengan total Rp 5 Juta kepada Hanif Furqon, mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2016.

Donasi Roosseno Cup 2

Beasiswa Reguler untuk putra alumni

Sesi dibuka oleh Bapak Hamdion Nizar dengan menyampaikan pentingnya networking bagi adik-adik mahasiswa. Pertemuan mendengarkan sharing dari alumni pada acara MAB adalah sesi Networking yang tidak di dapat saat di kelas. Sebagai mahasiswa harus bisa memanfaatkan kesempatan tersebut. Lebih jauh, beliau mengingatkan bahwa MAB hanya memfasilitasi dan mewadahi selanjutnya tergantung pada diri masing-masing.

“Kuliah jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan tantangan yang ada setelah lulus nanti”. “Jangan takut men-challenge diri untuk ikut organisasi, kegiatan yang ada di kampus. Cobalah untuk berada di lingkungan yang heterogen untuk belajar toleransi dan keberagaman.”

Selanjutnya sesi dari Bapak Azwan Nurcandra yang merupakan alumni Teknik Mesin ’89. Beliau yang aktif dalam komunitas Golfers Alumni FTUI (GIFT UI) berpandangan bahwa main golf hanya sebagai media saja untuk ajang silaturahim lintas angkatan dan networking. Lebih jauh, ternyata dengan golf bisa menjadi mata rantai kebaikan dengan mengadakan charity untuk membantu adik-adik mahasiswa.

“Jangan lupakan untuk bermanfaat bagi lingkungan, menjadi mata rantai kebaikan”.

Beliau sebagai pengusaha juga membagikan resep suksesnya. Baginya, mencari peluang usaha dengan inovasi new technology yang ada di negara maju. Bila diterapkan di Indonesia, mungkin kita akan sukses. Dalam usaha pun kita harus legowo sata menderita kerugian. Jangan mematikan passion bila hal tersebut adalah hal yang kita inginkan. Bila yang kita kerjakan semata-mata hanya mencari profit tanpa ada kesenangan, akan sulit untuk meraih kesuksesan. Yakinlah bahwa semua yang kita lakukan dengan senang hati akan membawa dampak positif.

inspirasi dari alumni FTUI

Sesi Bapak Teten Derichard, Ketua Iluni FTUI yang merupakan alumni Teknik Mesin ’89 berpandangan bahwa komunitas hanyalah sebagai media saja. Karena tidak banyak orang yang mau untuk aktif mengurusi komunitas. Tanpa orang-orang tersebut, maka bisa jadi mata rantai kebaikan dari GIFT UI akan terputus dan mungkin kita tidak akan bisa bertemu satu sama lain melalui Yayasan MAB ini.

“Jangan lupakan peran kita untuk aktif membantu lingkungan”.

Terkait dengan kesempatan, beliau berpesan memanfaatkan kesempatan yang ada. Karena setiap hari adalah kesempatan kita untuk belajar. Dengan berani mencoba, berpartisipasi kita sudah berprestasi.

Sebagai ketua Iluni yang sibuk beliau juga membagikan tipsnya dalam manajemen waktu. Menurutnya, Kita boleh aktif ikut kegiatan apapun, tapi ingat dengan manajemen waktu. Kalau manajemen waktu kita buruk, akan kacau semuanya. Bagi Bang Teten, sapaan akrabnya tidak ada prioritas kegiatan 1,2,3, semua yang diambil harus menjadi prioritas.

Sebagai penutup dari Ibu Dijan dan Bu Ita menambahkan. Menurut Bu Dijan bahwa Tidak ada kata terlambat. Masing-masing orang berada pada waktunya. Bahwa kita yakin telah melakukan yang terbaik. “Do the Best and Let God do the rest”. Kita boleh menetapkan standar yang tinggi, asal memiliki semangat juang yang juga tinggi.

Bu Ita menutup dengan berpesan  bahwa Masing-masing orang mempunyai passion sendiri, jalur sendiri, tidak perlu membandingkan satu sama lain. “Reach your highest goal”. (BS)

Menghadirkan Senyum di Panti Asuhan Darul Ilmi Depok

happiness-project

Happiness is only real when shared!

Depok, Minggu (1/4), Para Penerima Beasiswa Pondokan MAB dimotori oleh Ikhsan Firdauz mengadakan kegiatan Happiness Project di Panti Asuhan Darul Ilmi, Depok. Harapannya, melalui kegiatan ini para penerima beasiswa MAB mampu menjadi insan yang bersyukur serta memiliki rasa kepedulian dan empati yang tinggi terhadap masyarakat yang membutuhkan. Panti Asuhan Darul Ilmi terletak di Beji Timur, tidak jauh dari Politeknik Negeri Jakarta. Panti ini dihuni oleh 22 anak yang terdiri putra dan putri dengan beragam jenjang pendidikan mulai dari usia sekolah dasar hingga SMA.

Pada kesempatan itu, kami mencoba berbagi inspirasi kepada adik-adik di panti dengan menceritakan bidang-bidang keteknikan sesuai dengan jurusan kami masing-masing; sipil, mesin, elektro, arsitektur, metalurgi, kimia dan industri. Antusiasme dengan hadirnya pertanyaan terus dilontarkan. Kami berharap, suatu hari nanti ada anak panti yang terinpirasi untuk melanjutkan kuliah di bidang teknik.

happiness-project-games

Usai berbagi inspirasi, kami bermain games “Be an Engineer“. Kami dibagi ke dalam beberapa kelompok dan ditantang untuk membuat suatu bangunan dari material sedotan setinggi dan sekuat mungkin (tidak jatuh ketika dipegang) dengan biaya seminimal mungkin. Permainan ini selain seru, juga melatih daya kreatifitas dan kerjasama tim.

Acara hari itu berakhir menjelang zuhur yang kami tutup dengan makan sandwich bersama-sama. Sandwich ala kadarnya kami siapkan sejak pagi di Pondokan MAB. Tak lupa, sedikit donasi berupa perlengkapan kebersihan untuk panti kami sumbangkan.

Hari itu kami bersyukur bisa membagikan kebahagiaan yang kami punya kepada adik-adik di Panti Asuhan Darul Ilmi. Semoga adik-adik panti senantiasa sehat dan terus semangat menjalani kehidupan! Amiin.